Menerpong Pendanaan Perubahan Iklim PT SMI


PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) telah melibatkan diri guna mewujudkan komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution. Sejak 2018, PT SMI mengembangkan platform SDG Indonesia One (SIO) untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia, khususny sektor kesehatan, pendidikan, energi terbarukan dan infrastruktur urban (transportasi, air minum dan penanganan limbah).

Selama 2018-2022, platform SIO berhasil memobilisasi komitmen pendanaan senilai 3,25 miliar dolar AS. Dari nilai komitmen tersebut, 931 juta dolar AS sudah tertuang dalam bentuk perjanjian dan 233 juta dolar sudah terealisasi.

Pada tahun yang sama, PT SMI telah membentuk Divisi Pembiayaan Berkelanjutan (DPB) sebagai bentuk dukungan untuk mendorong percepatan pembangunan sektor pembangunan hijau, rendah karbon, dan berkelanjutan dalam mendukung pencapaian SDGs.

Aktivitas DPB berfokus pada kegiatan pengelolaan hibah dan technical assistance, khususnya sektor energi baru dan terbarukan (EBT) termasuk akselerasi terhadap eksplorasi panas bumi sebagai sumber energi bagi pembangkit listrik panas bumi (PLTP). Sepanjang 2022, DPB mencatatkan nilai komitmen pembiayaan Rp5,5 triliun, termasuk di dalamnya Rp3,02 triliun yang merupakan komitmen pembiayaan proyek EBT baru.

Terbaru, 2022 lalu, Kementerian Keuangan menunjuk PT SMI sebagai Country Platform Manager untuk Energy Transition Mechanism (ETM). Melalui ETM atau Mekanisme Transisi Energi, PT SMI diharapkan dapat mendukung pencapaian target pengendalian emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, serta emisi nol bersih pada 2060 (net zero emissions).

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275 Tahun 2022, PT SMI bertugas untuk dapat mengelola kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi. Dalam pelaksanaannya, PT SMI merancang skema pembiayaan dan investasi ETM melalui skema blended finance atau pendanaan campuran baik yang berasal dari kombinasi dana pemerintah Indonesia melalui skema spesifik, dana multilateral, dan dana komersial yang berasal dari pinjaman maupun instrumen pasar modal.

Berdasarkan data Annual Report PT SMI, terdapat beberpa program perubahan iklim yang dikelola PT SMI, antara lain:

Pertama, Green Climete Fund (GCF). Pada tahun 2017, PT SMI telah mendapatkan Accredited Entity (AE) dengan peringkat/sizesmall” dari GCF. PT SMI telah melakukan proses perpanjangan dan upgrade akreditasi tersebut menjadi “medium”, yang telah disetujui pada Board Meeting GCF di bulan Oktober 2022.

Sebagai AE GCF, saat ini PT SMI dapat mengajukan proposal baik untuk penyiapan proyek (Project Preparation Facility) maupun untuk implementasi proyek (Funding Proposal) untuk proyek-proyek terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. PT SMI dapat mengajukan pendanaan kepada GCF dengan nilai maksimal 250 juta dolar AS per proposal, dengan instrumen keuangan yang lebih bervariasi dalam bentuk hibah, pinjaman, guarantee, dan equity.

Kedua, Geothermal Energy Upstream Development Program (GEUDP). PT SMI dan Bank Dunia telah melakukan restrukturisasi program GEUDP dengan mengalihkan peran implementing agency (IA) pada kegiatan pengadaan, perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pelaksanaan safeguard kepada PT Geo Dipa Energi (GDE).

Berdasarkan Annual Report PT SMI Tahun 2022, restrukturisasi program GEUDP telah efektif pada tanggal 2 Juni 2021 dan PT SMI serta PT GDE telah menjalankan fungsinya sesuai peran yang telah disepakati bersama sebagai implementing agency. Total biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka kegiatan persiapan penugasan geothermal yang menggunakan dana GEF dan CTF Bank Dunia hingga akhir tahun 2022 sebesar Rp88,21 miliar.

Ketiga, Geothermal Resource Risk Mitigation (GREM). Program ini merupakan fasilitas pembiayaan eksplorasi panas bumi yang dikembangkan oleh International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan PT SMI. Fitur khusus GREM adalah tersedianya fasilitas de-risking atau skema risk sharing, di mana dalam hal terjadi kegagalan eksplorasi, pengembang tidak sepenuhnya menanggung risiko dan biaya eksplorasi. Dengan adanya fitur de-risking untuk pengembangan di hulu ini diharapkan dapat menurunkan risiko eksplorasi sebagai risiko terbesar yang dihadapi oleh pengembang panas bumi. Skema sumber pendanaan fasilitas GREM dengan total komitmen sebesar 651,25 juta dolar AS.

83